Profil Desa Dukuhbenda
Ketahui informasi secara rinci Desa Dukuhbenda mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Dukuhbenda, Kecamatan Bumijawa, Tegal, pusat agribisnis sayuran dataran tinggi dengan potensi agrowisata. Jelajahi demografi, ekonomi, dan potensi tersembunyi di lereng Gunung Slamet.
-
Sentra Agribisnis Dataran Tinggi
Salah satu penghasil sayuran utama di Kabupaten Tegal, dengan komoditas unggulan seperti wortel, kubis, dan daun bawang yang memasok pasar regional.
-
Lokasi Strategis di Lereng Gunung Slamet
Berada di ketinggian yang ideal untuk pertanian hortikultura, menawarkan pemandangan alam yang indah dan udara sejuk, menjadi modal utama pengembangan agrowisata.
-
Infrastruktur dan Konektivitas Antarwilayah
Memiliki jalur vital yang menghubungkan Kabupaten Tegal dengan Kabupaten Brebes, menjadikan desa ini sebagai titik penting bagi mobilitas penduduk dan distribusi ekonomi.
Berada di kawasan sejuk lereng selatan Gunung Slamet, Desa Dukuhbenda, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, telah lama dikenal sebagai salah satu lumbung sayuran utama di Jawa Tengah. Wilayah ini bukan hanya sekadar hamparan lahan pertanian, melainkan sebuah ekosistem agribisnis yang dinamis dan menjadi penopang perekonomian bagi ribuan warganya. Dengan tanah yang subur dan iklim yang mendukung, Desa Dukuhbenda memantapkan posisinya sebagai pusat produksi hortikultura yang vital bagi pasokan pangan regional.
Desa ini menjadi cerminan dari potensi besar wilayah dataran tinggi di Kabupaten Tegal. Aktivitas pertanian yang berdenyut sepanjang tahun menjadi pemandangan khas, di mana para petani dengan tekun mengolah lahan untuk menghasilkan sayuran berkualitas terbaik. Lebih dari itu, Dukuhbenda kini mulai menatap masa depan dengan merintis potensi lain yang tak kalah menjanjikan, yakni pengembangan sektor pariwisata berbasis alam dan pertanian (agrowisata), menjanjikan babak baru dalam perjalanan pembangunannya.
Geografi dan Batas Wilayah
Desa Dukuhbenda secara administratif terletak di bagian barat Kecamatan Bumijawa. Topografi wilayahnya berupa pegunungan dengan ketinggian rata-rata antara 800 hingga 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kondisi geografis ini menempatkannya sebagai kawasan dataran tinggi dengan suhu udara sejuk yang berkisar antara 18 hingga 24 derajat Celsius, sangat ideal untuk budidaya aneka tanaman sayuran.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal tahun 2023, luas wilayah Desa Dukuhbenda mencapai 5,15 kilometer persegi atau setara dengan 515 hektar. Sebagian besar lahan dimanfaatkan sebagai area persawahan dan perkebunan yang subur, dialiri oleh sumber air yang melimpah dari Sungai Pedes yang membelah wilayah desa.
Secara rinci, batas-batas wilayah Desa Dukuhbenda ialah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Cintamanik dan Desa Begawat.
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Batumirah.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Mendala, Kabupaten Brebes.
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Mendala, Kabupaten Brebes.
Lokasinya yang berbatasan langsung dengan kabupaten lain menjadikan Dukuhbenda sebagai salah satu gerbang penting yang menghubungkan aktivitas ekonomi dan sosial antara warga Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes.
Demografi dan Kependudukan
Menurut data kependudukan yang tersedia, Desa Dukuhbenda dihuni oleh sekitar 10.315 jiwa. Dengan luas wilayah 5,15 km², desa ini memiliki tingkat kepadatan penduduk sekitar 2.002 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi untuk sebuah wilayah perdesaan, menandakan populasi yang produktif dan dinamis.
Struktur administrasi desa terbagi ke dalam 7 dusun, 7 Rukun Warga (RW) dan 39 Rukun Tetangga (RT), yang mempermudah koordinasi dan pelayanan kepada masyarakat. Beberapa dusun yang dikenal di antaranya Dusun Krajan, Dusun Bujil, dan Dusun Siketi Kidul.
Mayoritas penduduk Desa Dukuhbenda menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Keahlian dalam bercocok tanam sayuran telah diwariskan secara turun-temurun dan menjadi tulang punggung utama perekonomian lokal. Ketergantungan pada sektor ini terlihat dari pola aktivitas harian masyarakat yang sebagian besar dihabiskan di ladang dan kebun. Sisanya bekerja di sektor perdagangan, jasa, dan sebagian kecil menjadi perantau.
Pusat Perekonomian Berbasis Agribisnis
Denyut nadi ekonomi Desa Dukuhbenda berpusat pada pertanian, khususnya budidaya sayuran dataran tinggi. Komoditas unggulan yang dihasilkan antara lain wortel, kubis, kentang, tomat, cabai, dan daun bawang. Kualitas produk dari wilayah Bumijawa, termasuk Dukuhbenda, sudah dikenal luas di berbagai pasar induk di Jawa Tengah hingga Jakarta.
Rantai pasok agribisnis di desa ini berjalan secara efisien. Para petani menjual hasil panen mereka kepada para pengepul lokal yang kemudian mendistribusikannya ke pasar-pasar yang lebih besar. Aktivitas perdagangan hasil bumi ini menciptakan lapangan kerja tidak langsung, mulai dari buruh tani, penyortir, hingga penyedia jasa transportasi. Pagi hari merupakan waktu tersibuk, di mana truk-truk pengangkut sayuran mulai berdatangan untuk membawa hasil panen segar ke berbagai daerah.
Pemerintah desa dan kelompok tani setempat terus berupaya meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk. Upaya ini mencakup penyuluhan tentang teknik pertanian modern, penggunaan pupuk organik, serta manajemen pascapanen yang lebih baik untuk mengurangi tingkat kerusakan hasil. Tantangan utama yang dihadapi yakni fluktuasi harga komoditas sayuran yang sering kali tidak menentu, sehingga diperlukan inovasi dalam pengolahan hasil pertanian untuk menciptakan produk turunan yang memiliki nilai jual lebih stabil.
Pemerintahan dan Infrastruktur
Roda pemerintahan di Desa Dukuhbenda dijalankan oleh Pemerintah Desa yang terdiri dari Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya, bersinergi dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai lembaga legislatif. Fokus utama pemerintahan desa ialah memberikan pelayanan administrasi yang prima kepada masyarakat serta mendorong program-program pembangunan yang menyentuh kebutuhan dasar.
Salah satu fokus pembangunan infrastruktur yang krusial ialah pemeliharaan akses jalan. Sebagai jalur penghubung antar-kabupaten, keberadaan infrastruktur yang memadai menjadi sangat vital. Pada awal April 2025, jembatan di atas Kali Pedes yang menghubungkan Desa Dukuhbenda dengan Desa Sirampog di Kabupaten Brebes sempat terputus akibat banjir bandang. Kejadian ini mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Tegal dan Brebes, yang segera berkoordinasi untuk membangun jembatan darurat demi memulihkan aktivitas ekonomi dan pendidikan warga.
Selain itu, sinergi antara pemerintah desa dengan lembaga keagamaan dan sosial juga berjalan baik. Berbagai kegiatan kemasyarakatan yang bertujuan memperkuat kohesi sosial, seperti kerja bakti dan acara keagamaan, rutin diselenggarakan, menunjukkan tatanan sosial yang solid dan harmonis di tengah masyarakat.
Potensi Tersembunyi: Menuju Agrowisata Berkelanjutan
Di luar sektor pertanian yang sudah mapan, Desa Dukuhbenda menyimpan potensi besar di bidang pariwisata. Hamparan perkebunan sayur yang hijau dengan latar belakang pemandangan pegunungan yang megah merupakan daya tarik visual yang luar biasa. Udara yang sejuk dan bebas polusi menjadi nilai tambah yang dicari oleh wisatawan dari perkotaan.
Peluang ini mulai ditangkap oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis) setempat dengan merintis beberapa spot wisata. Salah satunya ialah Wisata Bukit Candi Karung yang dikelola oleh Pokdarwis Bundalang. Konsep agrowisata menjadi model pengembangan yang paling sesuai untuk Dukuhbenda. Wisatawan tidak hanya disuguhi pemandangan, tetapi juga dapat memperoleh pengalaman edukatif dengan memetik sayuran langsung dari kebun, belajar tentang proses budidaya, dan menikmati kuliner khas berbasis hasil bumi setempat.
Pengembangan agrowisata ini diharapkan dapat menciptakan sumber pendapatan alternatif bagi warga, membuka lapangan kerja baru di sektor jasa pariwisata, serta meningkatkan nilai jual produk pertanian lokal. Kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, dan investor menjadi kunci untuk mewujudkan potensi ini secara berkelanjutan tanpa merusak lingkungan dan kearifan lokal yang ada.
Sebagai sebuah entitas yang hidup, Desa Dukuhbenda terus bergerak. Dengan fondasi pertanian yang kokoh dan visi pengembangan agrowisata yang mulai terbuka, desa ini memiliki prospek cerah. Kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, dan pihak luar akan menjadi kunci untuk mengoptimalkan semua potensi yang ada, menjadikan Dukuhbenda tidak hanya sebagai pemasok pangan, tetapi juga sebagai destinasi yang menginspirasi dan menyejahterakan warganya.
